"jiwa yang lama telah pergi, bersiaplah para pengganti'
haihaihai, lama nggak ngepost ya, apa kareba semuanyaaaaa? baik? puji Tuhan :) aku juga baik kok :)
aku baik, sejauh ini aku baik, sehat, seneng dan bahagia. aku selalu berusaha menikmati setiap hari yang ada. meredam semua masalah. dan menjadi pengecut untuk sementara waktu. ya, aku lebih suka diam, bungkam, dan menyendiri bersama segenggam asa yang masih dan terus kuupayakan untuk terwujud. aku juga lebih kritis sekarang, nggak melulu berkata iya saat orang lain bilang iya, dan berkata tidak saat orang bilang tidak, bahkan aku terlihat lebih memuakkan sekarang, dengan segala keras dan prinsipku dalam menjalani hari demi hari.
langit tidak lagi mendung, matahari juga sudah semakin sering menampakkan diri belakangan ini, walaupun malam masih saja begitu dingin, tapi setidaknya aku masih bisa merasakan hangatnya mentari dikala senja bersiap untuk beraksi. hujan pun sudah mulai enggan menari di telapak tanganku, tapi dia masih dengan setia menemani malam dan tidurku.
aku, sedang merindukan awan, awan yang dulu, yang bergulung lembut dan menyanyi indah. menyanyi lagu masa kecil yang mendamaikan telinga. ya, aku merindukan semua yang pernah terjadi, antara si awan dan bunga teratai, antara si burung dan langit biru yang luas.
dunia baru membawaku kedalam sebuah harapan, harapan yang kupikir bisa membawa perubahan yang bermakna dalam hari dan detik hidupku, berulang kali kunyanyikan frase yang tertera diatas, mencoba mensyukuri setiap jiwa baru yang diberikan Tuhan padaku, tapi kenapa.... sepertinya tetap tidak seindah yang lalu, tetap mengganjal dan serasa menyesakkan, masih teringat dan akan selalu membandingkan.
kakiku terus berlari dan mencari tanah yang keras untuk berpijak, terus meraba dan menduga apa tanah ini yang benar dan yang pas sebagai tempat tumpuan, tapi sejauh ini entah kenapa rasa yang ada malah hal yang sebaliknya, aku pikir aku salah berpijak, tidak, aku pikir aku salah mengartikan suara bisikan Tuhan. apa mungkin aku keliru lagi? ah, menyedihkan sekali. padahal kupikir kali ini aku udah bisa menjadi seorang wanita yang seutuhnya. mencinta dan dicinta tanpa merasakan sakit lagi. tapi apa ini? senyumpun perlahan menari dan menarik rahangku pasti, mungkin memang bukan yang ini, gumam dan serakku bergema.
hujan kembali, menelanjangi setiap kesedihan dan kebahagiaan ku yang masih mengambang dalam lubuk ini, ah, hujan, kenapa ringan sekali? ayo beratkan beban airmu dan tumpah ruahkan semua keatas kepalaku, bantu aku mendinginkan otak kiri dan kanan ku ini. bantu aku menikmati semua yang ada saat ini. mensyukuri setiap keputusan yang diberikan Tuhan untuk kujalani, ya, biar semuanya kita lewati dalam mimpi.
No comments:
Post a Comment