Monday, May 14, 2012

Tulang Lacrimal - ku

malam itu aku berdiri, sendiri, terpaku
hujan mulai turun, pelan, tajam, dan menusuk di setiap pori tubuhku
aku menengadahkan tanganku sembari menangkap rintik hujan yang jatuh
airnya terkumpul ditelapak tanganku
dingin
dan disisi tangan yang lain, 
aku menggenggam erat ponselku
kupandangi lama dan dalam
kenapa?
tak kunjung bergetar
atau berdering
kenapa?
terlalu sepi, senyap, dan kosong
hujan terus turun, semakin deras dan dingin
badanku hampir basah, kuyup
angin pun berhembus pelan sepoi namun kelam
ini sudah malam
tidak ada bintang ataupun bulan malam ini
huft, padahal aku sedang ingin bertemu dengan mereka
sayang, mereka sudah didahului si hujan
tapi aku juga suka hujan
begini, di moment yang seperti ini
tidak akan ada yang mengasihaniku saat airmata meluncur dari tulang lacrimal ku
karna aku paling benci dikasihani
paling tidak suka diibakan
hujan,  angin, dan airmata
tiga hal yang begitu harmonis menurutku
menemaniku sebentar di malam yang singkat ini
menemani kesendirianku pastinya
kegelisahnku yang tak kunjung terjawab
dan doaku yang lagi-lagi masih dibantah oleh Yang Maha Kuasa
sungguh Tuhan,
aku membutuhkan perubahan
juga sedikit jalan agar semua ini terasa tidak seperti ini
kosong, dingin, dan menyedihkan
siapapun, diluar sana, yang benar-benar ditakdirkan untukku
datangkan, tunjukkan, dekatkan
kedepanku, kehadapanku
 

No comments:

Post a Comment